Sunday, May 30, 2010

Soto Ayam Mas Met Khas Semarang

Para penggemar soto tentunya tidak akan melewatkan warung yang satu ini. Adalah warung Soto Ayam Indraprasta Mas Met berada di Jl Indraprasta Semarang, tepatnya di depan SPBU Indraprasta.
Meski warung tersebut sederhana, penggemarnya banyak. Terbukti pada saat jam makan siang, warung ini dipenuhi ratusan pelanggan. Bahkan ada yang rela datang dari luar kota, hanya untuk menyantap soto ayam racikan Mas Met ini.

Pemiliknya adalah Slamet, 64, warga Sadewa Utara III No 212 Semarang, dibantu Parmi, 63, istri dan empat anak mereka. Perjalanan hidupnya bagaikan roda kehidupan penuh liku perjuangan. Diceritakan Slamet, sebelum berjualan soto, dulu tahun 1970, dirinya seorang tukang becak. Setelah lima tahun keliling seputar Semarang mengayuh becak, akhirnya Slamet banting setir.

Dengan modal nekat, Slamet mencoba peruntungan berjualan soto, pada awal tahun 80-an. "Waktu mau jualan soto, saat itu hanya bermodal nekat saja. Hanya karena ada kemauan, dan dibantu pinjaman angkring untuk keliling," ucap Slamet yang terkenal dengan nama Mas Met, menerawang masa lalu.

Dengan berjualan soto pikulan, mulailah Slamet keluar masuk gang menjajakan masakan yang diracik sendiri. "Saya belajar memasak soto secara otodidak, tidak ada yang mengajari. Sebelumnya saya tidak pernah ikut orang jualan soto atau diajari orang tua memasak soto. Saya berusaha menciptakan soto dengan bumbu racikan sendiri. Yang penting rasanya pas saya puas," jelas ayah dari Besus Sarjono, Siti Rohmanah, Sujiwati, dan Ambar Arum Lestari.

Untuk membuat rasa soto pas dengan lidah para pelanggan, Slamet tak segan-segan meminta pendapat para pembelinya mengenai. Sampai akhirnya ditemukan racikan yang pas bagi soto ayamnya ini.
Selama enam tahun Slamet berkeliling di seputaran Indraprasta, Slamet menemukan tempat mangkal yang cocok di tempatnya sekarang. Dengan berbentuk warung sederhana Slamet berhasil menjaring banyak pelanggan.

Tahun 1985, Slamet mengembangkan tempat usahanya dengan membuat permanen. Alhasil banyak pelanggan yang sering jajan di warungnya, seperti dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Jogja, dan Semarang sendiri.

Untuk menarik para pelanggan, Slamet berusaha mempertahankan rasa dan kualitas rasa. Semua bahan baku soto dipilih dari yang berkualitas.
Tidak segan-segan Slamet berbelanja sendiri keperluan warung, seperti membeli ayam kampung jago di pasar kobong.

Untuk menambah kualitas soto, Slamet menggunakan beras rojo lele super untuk nasi campuran soto. Bahkan pemilihan seledri dan onclang juga tidak sembarangan. Selain itu, ia juga menyediakan tempe, perkedel, sate kerang, sate puyuh, sate ayam, telur bacem, sate usus, sate jeroan, dan masih banyak lagi.